PENYESUAIAN DIRI
Latar belakang
Setiap mahluk di alam semesta ini
melakukan apa yang dinamakan Penyesuaian baik berupa penyesuaian terhadap
lingkungan maupun penyesuaian terhadap
yang lain individu atau mahluk yang lemah dan tidak dapat menyesuaikan
diri akan tersingkir dan hilang atau tak bisa meneruskan eksistensinya menurut
teori Evolusi Darwin. Penyesuaian diri atau (Adjusment) merupakan suatu istilah yang sulit didefinisikan karena
memiliki makna yang banyak dan kriteria
dalam menilai penyesuain diri sulit dirumuskan secara jelas. sebagai antonimnya yaitu ketidakmampuan menyesuaikan diri (maladjustment)
memiliki batas yang sama sehingga akan mengaburkan perbedaan diantara keduanya.
Dengan demikian, apabila kita mau menghilangkan kekacauan atau salah pengertian
mengenai apa itu penyesuaian diri, maka kita harus tahu konsep-konsep dasarnya.
Definisi
Penyesuaian Diri
Menurut
ilmu psikologi, penyesuaian diri memiliki banyak arti, seperti pemuasan
kebutuhan, keterampilan dalam menangani frustasi dan konflik, ketenangan
pikiran/jiwa, atau bahkan pembentukan simtom-simtom. Itu berarti belajar
bagaimana bergaul dengan baik dengan orang lain dan bagaimana menghadapi
tuntutan-tuntutan pekerjaan. Tyson menyebut hal-hal seperti kemampuan untuk
beradaptasi, kemampuan berafeksi, kehidupan yang seimbang, kemampuan untuk
mengambil keuntungan dari pengalaman, toleransi terhadap frustasi, humor, sikap
yang tidak ekstrem, objektivitas, dan lain-lain (Tyson, 1951).
Kita
tidak dapat mengatakan bahwa penyesuaian diri itu baik atau buruk. Kita hanya
dapat mengatakan bahwa penyesuaian diri adalah cara individual atau khusus
organismedalam bereaksi terhadap tuntutan-tuntutan dari dalam atau
situasi-situasi dari luar. Untuk beberapa orang mungkin reaksi ini bisa
efisien, sehat atau memuaskan. Sementara untuk orang lain reaksi ini
melumpuhkan, tidak efektif, atau bahkan patologik.
Jadi,
kita dapat mendefinisikan dengan sederhana, bahwa penyesuaian diri itu adalah
suatu proses yang melibatkan respons-respons mental dan tingkah laku yang menyebabkan
individu berusaha menanggulangi kebutuhan-kebutuhan, tegangan
tegangan,
frustasi-frustasi, dan konflik-konflik batin serta menyelaraskan
tuntutan-tuntutan batin ini dengan tuntutan-tuntutan yang dikenakan kepadanya
oleh dunia dimana ia hidup. Dalam arti ini, kebanyakan respons cocok dengan
konsep penyesuaian diri.
1. Konsep Penyesuaian Diri yang baik
Penyesuaian dapat diartikan
sebagai adaptasi atau mempertahankan eksistensinya dengan kata lain bertahan dan memperoleh kesejahteraan
jasmaniah dan rohaniah, dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan
tuntutan sosial. Penyesuaian dapat juga diartikan sebagai konformitas, yang
berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip. Penyesuaian sebagai
penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk membuat rencana dan mengorganisasi
respons-respons sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi segala macam konflik,
kesulitan, dan frustrasi-frustrasi secara efisien.
Ada
dua macam orang yaitu mereka yang sehat
adalah dapat menyesuaikan diri dengan
baik, memiliki respons-respons yang matang, efisien, memuaskan, menerima dan
bereaksi sehat terhadap lingkungan dan sehat jasmani rohani. Sebaliknya, orang
yang neurotic adalah orang yang sangat tidak efisien, gelisah, tidak matang
emosional dan tidak pernah menangani tugas-tugas secara lengkap.
konsep penyesuaian
yang sehat adalah mereka yang berespon
baik yakni
yakni cocok dengan kodrat manusia, dalam hubungannya dengan orang lain, lingkungan
dan dengan tanggung jawabnya. Mereka yang
sehat memiliki ciri khas dalam
penyesuaian diri yang baik walau mereka terkadang memiliki kekurangan atau
kelemahan, orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik dapat bereaksi secara
efektif terhadap situasi-situasi yang berbeda, dapat memecahkan konflik-konflik,
frustasi-frustasi dan masalah-masalah tanpa menggunakan tingkah laku yang simtomatik.
Karena itu, ia relatif bebas dari simtom-simtom, seperti kecemasan kronis,
obsesi, atau gangguan-gangguan psikofisiologis (psikosomatik). Individu sehat
dalam penyesuaian diri memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup, Penyesuaian
sebagai penguasaan dan kematangan emosional. Kematangan emosional maksudnya
ialah secara positif memiliki respons emosional yang tepat pada setiap situasi.
Disimpulkan bahwa penyesuaian adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan
pada diri sendiri dan pada lingkungannya.
2.
Proses Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai
keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. Seperti
kita ketahui bahwa penyesuaian yang sempurna tidak pernah tercapai. Penyesuaian
yang terjadi jika manusia/individu selalu dalam keadaan seimbang antara dirnya dengan
lingkungannya dimana tidak ada lagi kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan dimana
semua fungsi organisme/individu berjalan normal. Sekali lagi, bahwa penyesuaian
yang sempurna itu tidak pernah dapat dicapai. Karena itu penyesuaian diri lebih
bersifat sutau proses sepanjang hayat (lifelong process), dan tantangan
hidup guna mencapai pribadi yang sehat.
Respons penyesuaian, baik atau buruk, secara sederhana dapat
dipandang sebagai sutau upaya individu untuk mereduksi atau menjauhi ketegangan
dan untuk memelihara kondisi-kondisi keseimbangan sutau proses kearah hubungan
yang harmonis antara tuntutan internal dan tuntutan eksternal. Dalam proses
penyesuaian diri dapat saja muncul konflik, tekanan, dan frustasi dan individu
didorong meneliti berbagai kemungkinan perilaku untuk membebaskan diri dari
tegangan. Individu dikatakan berhasil dalam melakukan penyesuaian diri apabila
ia dapat memenuhi kebutuhannya dengan cara-cara yang wajar atau apabila dapat
diterima oleh lingkungan tanpa merugikan atau mengganggu lingkungannya.
Karakteristik Penyesuaian
Penyesuaian diri yang positif
Ciri-ciri
penyesuaian diri yang positif
·
Tidak menunjukkan adanya ketegangan
emosional,
§ Tidak menunjukkan adanya
mekanisme-mekanisme psikologis,
§ Tidak menunjukkan adanya frustasi
pribadi,
§ Memiliki pertimbangan rasional dan
pengarahan diri,
§ Mampu dalam belajar,
§ Menghargai pengalaman,
§ Bersikap realistik dan objektif.
Bentuk-bentuk penyesuaian diri yang positif
- Penyesuaian dengan menghadapi
masalah secara langsung,
- Penyesuaian dengan melakukan
eksplorasi (penjelajahan),
- Penyesuaian dengan trial and
error atau coba-coba,
- Penyesuaian dengan substansi
(mencari pengganti),
- Penyesuaian diri dengan
menggali kemampuan diri,
- Penyesuaian dengan belajar,
- Penyesuaian dengan inhibis dan
pengendalian diri,
- Penyesuaian dengan perencanaan
yang cermat.
b. Penyesuaian
Diri yang Salah
Bentuk-bentuk
reaksi penyesuaain diri yang salah menurut Melannie klein adalah moving
forward, moving against and moving away.
- Reaksi Bertahan
Individu berusaha untuk
mempertahankan dirinya, seolah-olah tidak menghadapi kegagalan, ia selalu
berusaha untuk menunjukkan bahwa dirinya tidak mengalami kegagalan. Bentuk
khusus reaksi ini antara lain:
- Rasionalisasi,
- Represi,
- Proyeksi,
- Reaksi menyerang
Reaksi-reaksinya tampak dalam tingkah laku:
- Selalu membenarkan diri
sendiri,
- Mau berkuasa dalam setiap
situasi,
- Bersikap senang mengganggu
orang lain,
- Menggertak baik dengan ucapan
maupun dengan perbuatan,
- Menunjukkan sikap permusuhan
secara terbuka,
- Menunjukkan sikap menyerang dan
merusak,
- Keras kepala dalam
perbuatannya,
- Bersikap balas dendam,
- Memperkosa hak orang lain,
- Tindakan yang serampangan,
- Marah secara sadis.
- Reaksi Melarikan Diri
Reaksi ini orang yang mempunyai
penyesuaian diri yang salah akan melarikan diri dari situasi yang menimbulkan
kegagalan, reaksinya tampak dalam tingkah laku sebagai berikut : berfantasi
yaitu memuaskan keinginan yang tidak tercapai dalam bentuk angan-angan
(seolah-olah sudah tercapai), banyak tidur, minum-minuman keras, bunuh diri,
menjadi pecandu ganja, narkotika dan regresi, yaitu kembali kepada tingkah laku
yang semodel dengan tingkat perkembangan yang lebih awal (misal orang dewasa
yang bersikap dan berwatak seperti anak kecil).
Faktor
faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri
Banyak faktor yang mempengaruhi
individu melakukan penyesuaian yaitu seperti kondisi fisik, perkembangan kematangan
seperti kematangan emosional dan intelektual, pengaruh psikologis terutama
pengalaman dan belajar, keondisi lingkungan, pertemanan, penentu kultural dan
agama.
a. faktor biologis
Karakteristik anggota
tubuh yang berbeda setiap orang, kepribadian, atau warisan biologis yang sangat
kental. Kondisi jasmaniah seperti pembawa dan strukrur / konstitusi fisik dan
temperamen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembanganya secara
intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh. Shekdon mengemukakan
bahwa terdapat kolerasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe
tempramen (Surya, 1977). Misalnya orang yang tergolong ekstomorf yaitu yang
ototnya lemah, tubuhnya rapuh, ditandai dengan sifat-sifat menahan diri, segan
dalam aktivitas sosial, dan pemilu.
Faktor biologis seperti ganguan terhadap
sisitem saraf dapat membuat ganguan mental yang berdampak padakepribadian dan
cara penyesuaian diri individu-individu tersebut, selain itu masalah
penyakit jasmani berhubungan dengan
kualitas penyesuaian diri yang baik
baik hanya dapat diperoleh dan dipelihara dalam kondisi kesehatan jasmaniah
yang baik pula. Ini berarti bahwa gangguan penyakit jasmaniah yang diderita
oleh seseorang akan mengganggu proses penyesuaian dirinya.
Faktor
perkembangan
Tahap tahap perkembangaan berpengaruh terhadap proses penyesuaian
diri individu sesuai dengan hukum perkembangan, tingkat kematangan berbeda
antara individu yang satu dengan lainnya, sehingga pencapaian pola-pola
penyesuaian diri pun berbeda pula secara individual. Dengan kata lain, pola
penyesuaian diri akan bervariasi susuai dengan tingkat perkembangan dan
kematangan yang dicapainya dalam fase tertentu salah satu aspek mungkin lebih
penting dari aspek lainnya. Misalnya pertumbuhan moral lebih penting dari pada
kematangan sosial, dan kematangan emosional merupakan yang terpenting dalam
penyesuaian diri.
b. Faktor Psikologis
Pengalaman
Tidak semua pengalaman mempunyai arti bagi penyesuaian diri. Pengalaman-pengalaman
tertentu yang memiliki arti dalam penyesuaian diri adalah pengalaman
menyenangkan dan pengalaman traumatik (menyusahkan). Pengalaman yang
menyenangkan misalnya mendapatkan hadiah dalam satu kegiatan, cenderung akan
menimbulkan proses penyesuaian diri yang baik, dan sebaliknya pengalaman
traumatik akan menimbulkan penyesuaian yang kurang baik atau mungkin salah
suai.
Determinasi Diri
Determinasi ini mempunyai peranan penting dalam proses penyesuaian
diri karena mempunyai peranan dalam pengendalian arah dan pola penyesuaian
diri. Keberhasilan atau kegagalan penyesuaian diri akan banyak ditentukan oleh
kemampuan individu dalam mengarahkan dan mengendalikan dirinya. Meskipun
sebetulnya situasi dan kondisi tidak menguntungkan bagi penyesuaian dirinya.
Konflik dan
penyesuaian
Tanpa memperhatikan
tipe-tipe konflik, mekanisme konflik secara esensial sama yaitu pertentangan
antara motif-motif. Efek konflik pada prilaku akan bergantung sebagian ada
sifat konflik itu sendiri. Ada beberapa pandangan bahwa bahwa semua konflik
bersifat menggangu atau merugikan. Namun dalam kenyataan ada juga seseorang
yang mempunyai banyak konflik tanpa hasil-hasil yang merusak atau merugikan.
Sebenarnya ada beberapa konflik dapat bermanfaat memotivasi seseorang untuk
meningkatkan kegiatan. Cara seseorang mengatasi konfliknya dengan meningkatkan
usaha kearah pencapaian tujuan yang menguntungkan secara sosial. Atau mungkin
sebalikuya ia memecahkan konflik dengan melarikan diri, khususnya ke dalam
gejala-gejala neurotis
Faktor Lingkungan
Pengaruh rumah
dan keluarga
Faktor rumah dan keluarga merupakan
faktor yang sangat penting. Istilahnya adalah rumah itu adalah tempat belajar
peratama tama untuk ke dunia luar. Kerena keluarga merupakan satuan kelompok
sosial terkecil. Interaksi sosial yang pertama diperoleh individu adalah dalam
keluarga. Kemampuan interaksi sosial ini kemudian akan dikembangkan di
masyarakat
Hubungan orang tua dan anak
·
Masyarak Beberapa
pola hubungan yang dapat dipengaruhi penyesuai diri antara lain :
·
Menerima (acceptance),
·
Menghukum dan
disiplin yang berlebihan,
·
Memanjakan dan
melindungi anak secara berlebihan.
·
Penolakan.
·
Hubungan saudara
Masyarakyat
Bagaimana seorang individu menyesuaikan dirinya dengan
masyarakyat dan menerima nilai-nilai dan kebiasaan dalam bermasyarakyat dan
pergaulan dalam bermasyarakyat.
Sekolah
Sekolah mempunyai peranan sebagai media
untuk mempengaruhi kehidupan intelektual, sosial, dan moral para siswa. Suasana
disekolah baik sosial maupun psikologis menentukan proses dan pola penyesuaian diri. Disamping
itu, hasil pendidikan yang diterima anak disekolah merupakan bekal bagi proses penyesuaian diri
di masyarakat serta pengaruh teman dan guru disekolah.
Faktor budaya
Tidak di pungkiri kebudayaan juga berpengaruh penting dalam
kepribadian seseorang, tetapi bukan berarti setiap orang dengan kebudayaan yang
sama memiliki kepribadian yang sama juga.
Selain
itu, ada satu hal yang tidak kalah penting berkaitan dengan penyesuaian diri
dan pertumbuhan personal adalah komunikasi. Dengan kemampuan komunikasi yang
baik maka penyesuaian diri dan pertumbuhan personal seseorang juga akan
berjalan baik.
Kultur dan Agama sebagai Penentu
Penyesuaian Diri
Proses penyesuaian diri anak mulai dari
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara bertahap dipengaruhi oleh
faktor-faktor kultur dan agama. Lingkungan kultur dimana individu berada dan berinteraksi
akan menetukan pola-pola penyesuaian dirinya. Contohnya tata cara kehidupan
disekolah, dimesjid, gereja, dan semacamnya akan mempengaruhi bagaimana anak
menempatkan diri dan bergaul dengan masyarakat sekitarnya.
Agama memberikan suasana psikologis tentu dalam
mengurangi konflik, frustasi dan ketegangan lainya. Agama juga memberikan
suasana damai dan tenang bagi anak. Agama merupakan sumber nilai, kepercayaan
dan pola-pola tingkah laku yang akan memberikan tuntunan bagi arti, tujuan dan
kesetabilanhidup umat manusia.
Kesimpulan:
Kematangan
emosional merupakan secara positif memiliki respons emosional yang tepat pada
setiap situasi.
Penyesuaian
diri (adjustment) merupakan suatu istilah yang sangat sulit
didefinisikan karena (1) penyesuaian diri mengandung banyak arti, (2) criteria
untuk menilai penyesuaian diri tidak dapat dirumuskan secara jelas, dan (3)
penyesuaian diri (adjustment) dan lawannya ketidakmampuan menyesuaikan
diri (maladjustment) memiliki batas yang sama sehingga akan mengaburkan
perbedaan diantara keduanya. Sedangkan,
pertumbuhan kepribadian ditingkatkan oleh banyaknya
minat terhadap pekerjaan dan kegemaran.