Kesehatan Mental ( Konsep Sehat,
Sejarah Kesehatan Mental, Teori Kepribadian sehat = Aliran Psikoanalisa,
Behavioristik, Humanistik)
1. Jelaskan mengenai konsep sehat
2. Sejarah perkembangan kesehatan mental
3. Teori kepribadian sehat menurut Aliran
Psikoloanalisa, Behavioristik, Humanistik
1.
Konsep Sehat
Pengertian Sehat, Kesehatan dan Sehat Mental
a.
DEFINISI SEHAT.
Sehat (Health) secara umum dapat dipahami sebagai kesejahteraan secara
penuh (keadaan yang sempurna) baik secara fisik, mental, maupun sosial, tidak
hanya terbebas dari penyakit atau keadaan lemah. Sedangkan di Indonesia, UU Kesehatan
No. 23/ 1992 menyatakan bahwa sehat adalah suatu keadaan sehat secara fisik,
mental, dan sosial dimana memungkinkan setiap manusia untuk hidup produktif
baik secara sosial maupun ekonomis. World Health Organization
(WHO, 2001), menyatakan bahwa kesehatan mental merupakan
kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan
untuk mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan menghasilkan,
serta berperan serta di komunitasnya.Dan memiliki 4 dimensi
holistik, yaitu agama, organobiologik, psiko-edukatif dan sosial budaya.
Jadi Konsep Sehat
merupakan suatu keadaan dimana seseorang duikatakan normal dan sesuai dengan
kaidah dan standart yang di terima dalam suatu komunitas atau masyarakyat, dan
mempunyai suatu keadaan dimanan fisik mental dan sosialnya tidak tergangu dan
dapat melalukan peranya sebagai anggota dalm suatu komunitas atau masyarakyat
Pengertian dan Pendapat dari Para
ahli mengenai Kesehatan Mental
a. Arti
kata Kesehatan Mental
Kesehatan Mental merupakan alih bahasa dari Mental
Hygiene atau Mental Health berasal
dari kata Hygiene dan Mental. Secara etimologi Hygiene
dari kata Hygea yaitu, nama Dewi Kesehatan Yunani kuno yang mempunyai
tugas mengurus masalah kesehatan manusia di dunia. Kemudian muncul kata hygiene
untuk menunjukkan suatu kegiatan yang bertujuan mencapai
hygiene. Sedangkan mental berasal dari kata latin Mens dan Mentis
yang berarti jiwa, nyawa, sukma, roh, dan semangat.
b. Kesehatan Mental menurut Para Ahli
Menurut Dr. Jalaluddin dalam bukunya “Psikologi
Agama” bahwa:
“Kesehatan mental merupakan suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang, aman dan tentram, dan upaya untuk menemukan ketenangan batin dapat dilakukan antara lain melalui penyesuaian diri secara resignasi (penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan)”.
Sedangkan menurut paham ilmu kedokteran, kesehatan mental merupakan suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain.
“Kesehatan mental merupakan suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang, aman dan tentram, dan upaya untuk menemukan ketenangan batin dapat dilakukan antara lain melalui penyesuaian diri secara resignasi (penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan)”.
Sedangkan menurut paham ilmu kedokteran, kesehatan mental merupakan suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain.
Zakiah Daradjat mendefenisikan bahwa mental yang sehat adalah terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara individu dengan dirinya sendiri dan lingkungannya berdasarkan keimanan dan ketakwaan serta bertujuan untuk mencapai hidup bermakna dan bahagia di dunia dan akhirat. Jika mental sehat dicapai, maka individu memiliki integrasi, penyesuaian dan identifikasi positif terhadap orang lain. Dalam hal ini, individu belajar menerima tanggung jawab, menjadi mandiri dan mencapai integrasi tingkah lak
Musthafa
Fahmi, mengatakan kesehatan jiwa adalah bebas dari
gejala-gejala penyakit jiwa dan gangguan kejiwaan.
Zakiah
Daradjat, Kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari
gejala gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psichose).
Definisi ini banyak dianut di kalangan psikiatri (kedokteran jiwa) yang
memandang manusia dari sudut sehat atau sakitnya.
Kesehatan mental adalah
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, dengan orang lain dan
masyarakat serta lingkungan tempat ia hidup
Pepkin’s
Sehat adalah suatu keadaan keseimbangan yang dinamis antara bentuk tubuh dan fungsi yang dapat mengadakan penyesuaian, sehingga dapat mengatasi gangguan dari luar.
Sehat adalah suatu keadaan keseimbangan yang dinamis antara bentuk tubuh dan fungsi yang dapat mengadakan penyesuaian, sehingga dapat mengatasi gangguan dari luar.
Allport, manusia sehat adalah manusia yang mencapai
kematangan.
Maslow, manusia sehat adalah manusia yang mampu mengaktualisasikan dirinya dan mencapai kebahagiaan.
Maslow, manusia sehat adalah manusia yang mampu mengaktualisasikan dirinya dan mencapai kebahagiaan.
Kesehatan mental
menurut UU No.3/1961 adalah suatu kondisi yang
memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional yang optimal dari seseorang dan
perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain.
Dari beberapa defenisi
yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dipahami bahwa orang yang sehat
mentalnya adalah terwujudnya keharmonisan dalam fungs fisik,ijiwa dan sosial
serta tercapainya kemampuan untuk menghadapi permasalahan sehari-hari, sehingga
merasakan kebahagiaan dan kepuasan dalam dirinya. Seseorang dikatakan memiliki
mental yang sehat, bila ia terhindar dari gejala penyakit jiwa dan memanfatkan
potensi yang dimilikinya untuk menyelaraskan fungsi jiwa dalam dirinya.
B. Sejarah perkembangan kesehatan mental
Sejarah mencatat bahwa di Zaman dahulu manusia mengasumsikan
bahwa seseorang yang mengalami ganguan Mental atau tidak sehat itu disebabkan
oleh suatu tindakan dari mahluk halus atau gaib yang merasuki dirinya dan
pikirannya sehingga penderita tersebut harus di jauhi, diasingkan dan dirantai
di suatu goa-goa atau penjara penjara bawah tanah. Namun karena semakin majunya
perkembangan zaman dan manusia mulai beahli pada pemikiran yang ilmiah maka
mereka pun mulai menyimpulkan pendapat yang lebih logis menganai penyakit
mental.
Pada Zaman Pra Sejarah tercatat bahwa manusia purba
mengalami ganguan seperti infeksi dan arttristis dan pada zaman permulaan masa peradaban
Pytagoras ialah orang yang pertama memberi penjelasan terhadap penyakit mental
diikuti Palato dan hypocrates yang berpendapat ganguan mental merupakan ganguan
dilihat dari ciri ganguan fisik, moral dan ganguan dari para dewa, dan Zaman
Renaisance mulai menyangkal bahwa ganguan penyakit mental itu pasiaennya itu
tengelam dari dunia Takhyul atau alam gaib.
Namun, lambat laun ada
usaha-usaha kemanusiaan yang mengadakan perbaikan dalam menanggulangi
orang-orang yang terganggu mentalnya ini. Philippe Pinel di Perancis dan
William Tuke dari Inggris adalah salah satu contoh orang yang berjasa dalam
mengatasi dan menanggulangi orang-orang yang terkena penyakit mental. Masa-masa
Pinel dan Tuke ini selanjutnya dikenal dengan masa pra ilmiah karena hanya usaha dan praksis yang mereka lakukan
tanpa adanya teori-teori yang dikemukakan.
Masa selanjutnya adalah
masa ilmiah, dimana tidak hanya
praksis yang dilakukan tetapi berbagai teori mengenai kesehatan mental
dikemukakan. Masa ini berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan
alam di Eropa. Dorothea Dix merupakan seorang pionir wanita dalam usaha-usaha
kemanusiaan berasal dari Amerika. Ia berusaha menyembuhkan dan memelihara para
penderita penyakit mental dan orang-orang gila dan memperbaiki banyak rumah
sakit jiwa di Amerika dan Eropa.
Pada tahun 1909, gerakan mental Hygiene secara
formal mulai muncul. Perkembangan gerakan mental hygiene ini tidak lepas dari
jasa Clifford Whitting Beers (1876-1943) bahkan karena jasanya itu ia
dinobatkan sebagai The Founder of the Mental Hygiene Movement dia terkenal
karena pengalamannya yang luas dalam bidang pencegahan dan pengobatan gangguan
mental dengan cara yang sangat manusiawi.
Secara hukum, gerakan mental hygiene ini mendapat
pengakuan pada tanggal 3 Juli 1946, yaitu ketika presiden Amerika Serikat
menandatangani The National Mental Health Act., yang berisi program jangka
panjang yang diarahkan untuk meningkatkan kesehatan mental seluruh warga
masyarakat.
C.Teori
kepribadian sehat menurut Aliran
Psikoloanalisa, Behavioristik, Humanistik
a.
Psikoanalisa
Psikoanalisis merupakan suatu bentuk model
kepribadian. Teori ini sendriri pertama kali diperkenalkan oleh Sigmun Freud
(1856-1938). Freud mengembangkan
teorinya tentang struktur kepribadian dan sebab-sebab gangguan jiwa dan dengan
konsep teorinya yaitu perilaku dan pikiran dengan mengatakan bahwa kebanyakan
apa yang kita lakukan dan pikirkan hasil dari keinginan atau dorongan yang
mencari pemunculan dalam perilaku dan pikiran. Psikoanalisis mempunyai metode
untuk membongkar gangguan – gangguan yang terdapat dalam ketidaksadaran ini,
antara lain dengan metode analisis mimpi dan metode asosiasi bebas. Teori Psikologi
Freud didasari pada keyakinan bahwa dalam diri manusia terdapat suatu energi psikis yang sangat
dinamis yaitu Id, Ego dan Super Ego dengan Id merupakan bagian palung primitif
dalam kepribadian, Ego merupakan bagian “eksekutif” dari kepribadian, ia
berfungsi secara rasional berdasakan prinsip kenyataan. Berusaha memenuhi
kebutuhan Id secara realistis,yaitu dimana Ego berfungsi untuk menyaring
dorongan-dorongan yang ingin dipuaskan oleh Id berdasarkan kenyataan dan Super
Ego merupakan gambaran internalisasi nilai moral masyarakat yang diajarkan orang tua dan
lingkungan seseorang. Pada dasarnya Super Ego merupakan hati nurani seseorang
dimana berfungsi sebagai penilai apakah sesuatu itu benar atau salah. Karena
itu Super Ego berorientasi pada kesempurnaan.
Dalam Teori Psikoanalisa freud mengemukakan bahwa
manusia itu di pengaruhi dan dimotivasi oleh dorongan alam sadar dan alam tidak
sadar serta alam bawah sadar.
Berikut
merupakn tingkat-tingkat kesadaran pada manusia
1). Tingkat sadar atau kesadaran (conscious
level)
Pada tingkat ini aktivitas mental dapat disadari
setiap saat seperti berpikir, persepsi, dan lain-lain.
2). Tingkat prasadar (preconscious level)
Pada tingkat ini aktivitas mental dan
gejala-gejala psikis yang timbul bias disadari hanya apabila individu
memperhatikannya, misalnya memori, pengetahuan-pengetahuan yang telah
dipelajari, dan lain-lain.
3). Tingkat tidak disadari (unconscious level)
Pada tingkat ini aktivitas mental dan
gejala-gejala psikis tidak disadari oleh individu. Gejala-gejala ini muncul
misalnya dalam dorongan-dorongan immoral, pengalaman-pengalaman yang memalukan,
harapan-harapan yang irasional, dorongan-dorongan seksual yang tidak sesuai
dengan norma masyarakat, dan lain-lain.
Kepribadian yang baik menurut psikoanalisis
adalah jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah. Belajar
mengatasi tekanan dan kecemasan, serta keseimbangan antara kinerja super ego
terhadap id dan ego.
Kepribadian
yang sehat menurut psikoanalisis:
1.Menurut
freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola
perkembangan yang ilmiah.
2.
Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar
3. Mental
yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan ego
4. Tidak
mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya
5. Dapat
menyesuaikan keadaan ddengan berbagai dorongan dan keinginan
b. Kepribadian
Sehat Behavioristik
Behaviorisme juga
disebut psikologi S – R (stimulus dan respon). Behaviorisme menolak bahwa
pikiran merupakan subjek psikologi dan bersikeras bahwa psokologi memiliki
batas pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang
yang dapat diamati. Teori Behaviorisme sendiri pertama kali diperkenalkan oleh
John B. Watson (1879-1958)
Teori behavioristik
adalah proses belajar serta peranan lingkungan yang merupakan kondisi langsung
belajar dalam menjelaskan perilaku dan semua bentuk tingkah laku manusia.
Pavlov, Skinner, dan Watson dalam berbagai eksperimen mencoba menunjukkan
betapa besarnya pengaruh lingkungan terhadap tingkah laku. Semua tingkah laku
termasuk tingkah laku yang tidak dikehendaki, menurut mereka, diperoleh melalui
belajar dari lingkungan.
Aliran behaviorisme mempunyai 3 ciri
penting:
1.
Menekankan pada respon-respon yang dikondisikan sebagai elemen dari perilaku
2.
Menekankan pada perilaku yang dipelajari dari pada perilaku yang tidak
dipelajari.
Behaviorisme menolak kecenderungan pada perilaku yang bersifat bawaan.
3.
Memfokuskan pada perilaku binatang. Menurutnya, tidak ada perbedaan alami
antara perilaku
manusia dan perilaku binatang.
c.
Kepribadian Sehat Menurut Aliran Humanistik
Humanistik
mulai muncul sebagai sebuah gerakan besar psikologi dalam tahun 1950-an.
Aliran humanistik merupakan konstribusi dari psikolog-psikolog terkenal seperti
Gordon Allport, Abraham Maslow dan Carl Rogers Menurut aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu
dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri.
Bukan saja mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu
dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan
benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif.
Ciri dari kepribadian sehat adalah mengatualisasikan diri,
bukan respon pasif buatan atau individu yang terimajinasikan oleh
pengalaman-pengalaman masa lalu. Aktualisasi diri adalah mampu mengedepankan
keunikan dalam pribadi setiap individu, karena setiap individu memiliki hati
nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala sesuatu yang menjadi
kebutuhannya. Humanistik menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan
nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri dan mengatualisasikan diri.
Menurut Abraham Maslow Orang yang sehat secara Psikologis
adalah orang yang terpenuhi akan kebutuhan-kebutuhan ini
1) Kebutuhan-kebutuhan
fisiologis (the physiological needs)
2) Kebutuhan-kebutuhan rasa
aman (the safety needs / the security needs)
3) Kebutuhan rasacinta dan
memiliki (the love and belongingness needs)
4) Kebutuhan akan penghargaan
diri (the self-esteem needs)
5) Kebutuhan akan aktualisasi
diri (the self-actualization needs)
Daftar Pustaka
http://makalah-ibnu.blogspot.com/2011/05/kesehatan-mental.html
Tambahan
SEHAT SEBAGAI KONTINUM.
Kondisi sehat dan sakit pada manusia merupakan suatu kontinum, sehingga
sangat sulit memberikan
batasan yang jelas saat melakukan
evaluasinya. Akan tetapi, meng- amati fenomena tersebut, maka
diyakini taraf kesehatan seseoran dapat ditingkatkan bahkan dioptima
lkan. Hal inilah yang mendasari Gerakan Kesehatan Mental dewasa ini.
Tidak hanya memandang bagaimana seseorang sembuh dari
sakitnya, tetapi bagaimana meningkatkan taraf kesehatan se seorang menjadi lebih optimal.
INDIVIDU YANG SEHAT MENTAL
Pribadi yang normal/ bermental sehat adalah pribadi yang menampilkan tingkah laku yang adekuat &
bisa diterima masyarakat pada umumnya, sikap hidupnya sesuai norma & pola kelompok
masyarakat, sehingga ada relasi inter-personal & intersosial yang memuaskan (Kartono, 1989). Sedangkan
menurut Karl Menninger, individu
yang sehat mentalnya adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk menahan diri, menunjuk-kan kecerdasan, berperilaku dengan
menenggang perasaan orang lain, serta memiliki sikap hidup
yang bahagia. Saat ini, individu yang sehat mental dapat dapat
didefinisikan dalam dua sisi, secara negatif dengan absennya gangguan mental dan
secara positif yaitu ketika hadirnya karakteristik individu
sehat mental. Adapun karakteristik individu sehat mental mengacu pada
kondisi atau sifat-sifat positif, seperti: kesejahteraan psikologis ( psychological well-being ) yang positif, karakter yang kuat serta sifat-sifat
baik/ kebajikan virtues) (Lowenthal, 2006).
B. Perkembangan Gerakan Kesehatan Mental
Gerakan Kesehatan Mental berkembang
seiring dengan adanya revolusi pemahaman masyarakat me ngenai mental yang sehat dan cara-cara penanganannya, terutama di
masyarakat barat. Adapuntahap-tahapan perkembangan gerakan kesehatan mental, yaitu:
Tahap-tahap Perkembangan kesehatan Mental
1.TAHAP DEMONOLOGI (sebelum abad
pertengahan)
Kesehatan mental dikaitkan dengan
kekuatan gaib, kekuatan spiritual, setan dan makhluk halus,
ilmu sihir, dan sejenisnya. Gangguan mental terjadi akibat
kegiatan yang menentang kekuatan gaib tersebut. Sehingga
bentuk penanganannya, tidak ilmiah dan kurang manusiawi,
seperti: upacara ritual, penyiksaan atau perlakuan tertentu
terhadap penderita dengan maksud mengusir roh jahat dari dalam tubuh penderita.
2.TAHAP PENGENALAN MEDIS (4 abad SM – abad ke-6 M)
Mulai 4 abad SM muncul tokoh-tokoh bidang medis (Yunani): Hipocrates, Hirophilus, Galenus, Vesalius, Paracelsus, dan Cornelius Agrippa, mulai menggunakan konsep biologis yang penanganannya lebih manusiawi. Gangguan mental disebabkan gangguan biologis atau kondisi biologis seseorang, bukan akibat roh jahat. Mendapat pertentangan keras dari aliran yang meyakini adanya roh jahat.
3.TAHAP SAKIT MENTAL DAN REVOLUSI
KESEHATAN MENTAL
Mulai muncul pada abad ke-17:
Renaissance (revolusi Prancis), dengan tokohnya: Phillipe Pinel.
Mengutamakan: persamaan, kebebasan, dan persaudaraan dalam
penanganan pasien gangguan mental di rumah sakit secara
manusiawi. Terjadi perubahan dalam: pemikiran mengenai
penyebab gangguan mental dan cara penanganan dan upaya
penyembuhan. Tokoh-tokoh lain yang mendukung adalah :
a. William Tuke (abad 18), di Inggris: perlakuan moral pasienasylum
a. Benjamin Rush (1745-1813), di Amerika Serikat: merupakan bapak kedokteran jiwa Amerika
b. Emil Kraepelin (1855-1926), di Jerman: menyusun klasifikasi gangguan mental pertama
c. Dorothea Dix (1802-1887), di Amerika: mengajar dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat miskin dan komunitas perempuan di penjara
d. Clifford Beers (1876-1943), di Amerika: pengusaha yang mendirikan gerakan kesehatan mental di Amerika.
4. TAHAP PENGENALAN FAKTOR
PSIKOLOGIS (Abad ke-20)
Merupakan Revolusi Kesehatan Mental ke-2: munculnya pendekatan psikologis (Psikoanalisa) yang mempelopori penanganan penderita gangguan mental secara medis dan psikologis. Tokoh utamanya adalah Sigmund Freud, yang
Kesehatan Mental
melakukan: penanganan hipnose, katarsis, asosiasi bebas, analisis mimpi. Tujuannya adalah
mengatasi masalah mental individu dengan menggali konflik
intrapsikis penderita gangguan mental. Intervensi tersebut dikenal dengan istilah penanganan klinis (psikoterapi).
5.TAHAP MULTIFAKTORIAL
Mulai berkembang setelah Perang Dunia II. Kesehatan mental dipandang tidak hanya dari segi
psikologis dan medis, tetapi melibatkan faktor interpersona
l, keluarga, masyarakat, dan hubungan sosial. Interaksi semua faktor tersebut diyakini mempengaruhi kesehatan mental individu dan masyarakat. Merupakan Revolusi ke-3 Gerakan Kesehatan Mental dengan tokohnya: Whittingham Beers (buku ”A Mind That Found Itself”), William James, dan Adolf Meyer. Menurut pandangan ini, penanganan penderita gangguan mental, lebih baik dilakukan sejak tahap pencegahannya, yaitu:
a.pengembangan perbaikan dalam perawatan dan terapi terhadap penderita gangguan mental
l, keluarga, masyarakat, dan hubungan sosial. Interaksi semua faktor tersebut diyakini mempengaruhi kesehatan mental individu dan masyarakat. Merupakan Revolusi ke-3 Gerakan Kesehatan Mental dengan tokohnya: Whittingham Beers (buku ”A Mind That Found Itself”), William James, dan Adolf Meyer. Menurut pandangan ini, penanganan penderita gangguan mental, lebih baik dilakukan sejak tahap pencegahannya, yaitu:
a.pengembangan perbaikan dalam perawatan dan terapi terhadap penderita gangguan mental
b.penyebaran informasi yang mengarah
pada sikap inteligen
dan humanis pada penderita gangguan
mental
c.mengadakan riset terkait
d.mengembangkan praktik pencegahan
gangguan mental.
Adapun organisasi terkait yang berkembang, antara lain: Society for Improvement The Condition of The Insane (London-1842) dan American Social Hygiene Association (AS-1900).
No comments:
Post a Comment