Saturday, May 31, 2014

Pertumbuhan Personal dan Proses pertumbuhan Individu secara fisik dan faktor faktor yang mempengaruhi pertumbuhan personal


Pengertian pertumbuhan personal


Manusia merupakan makhluk individu. Manusia itu disebut individu apabila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang. Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal itu membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor yang mempengaruhinya terutama lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih banyak meluangkan waktu dengan keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat pun terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi pertumbuhan individu.

Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses-proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal yang sehat pada waktu yang normal.. Pertumbuhan juga merupakan  proses yang mencakup pertambahan dalam jumlah dan ukuran, keluasan dan kedalaman. Prof. Gessel mengatakan, bahwa pertumbuhan pribadi manusia adalah proses yang terus-menerus. Semua pertumbuhan terjadi berdasarkan pertumbuhan yang terjadi sebelumnya. Atau dalam kata lain berlangsung secara berkelanjutan.

Pertumbuhan Kepribadian 

Pertumbuhan kepribadian ditingkatkan oleh banyaknya minat  terhadap pekerjaan dan kegemaran. Sulit menyesuaikan diri dengan baik terhadap tuntutan-tuntutan pekerjaan yang tidak menarik dan membosankan, dan segera pekerjaan itu menjadi hal yang tidak menyenangkan atau menjijikkan. Tetapi, kita memiliki cara tertentu untuk mengubah dan mengganti pekerjaan yang merangsang minat kita sehingga kita dapat memperoleh kepuasan terus-menerus dalam pekerjaan.
Adolph Meyer berpendapat bahwa kapasitas untuk menggunakan masa lampau dan bukan semata-mata menderita karenanya adalah perlu untuk penyesuaian diri bahwa penangan harus dipakai untuk menangani kenyataan sekarang dan kesempatan yang kreatif dapat direalisasikan dengan tinjauan yang sehat ke masa depan. Sikap yang sehat terhadap masa lampau, masa sekarang dan masa depan sangat penting untuuk penyesuaian diri yang sehat.


Proses Pertumbuhan Individu secara fisik  

Dari bayi hingga tua kita sebagai manusia normal mengalami pertumbuhan secara terus menerus. Penyesuaian diri dengan lingkungan nya pun terus berkembang.




Variasi dalam Pertumbuhan
Dalam variasi pertumbuhan memang sangat beragam. Tidak semua individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri berdasarkan tingkatan usia, pertumbuhan fisik, maupun sosial nya. Mengapa? karena terkadang terdapat rintangan-rintangan yang menyebabkan ketidakberhasilan individu dalam melakukan penyesuaian, baik rintangan itu dari dalam diri atau dari luar diri.

Kondisi-Kondisi untuk Bertumbuh

Kondisi jasmani  seperti pembawa atau konstitusi fisik dan tempramen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembangannya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh, kondisi jasmani dan kondisi pertumbuhan fisik memang sangat mempengaruhi bagaimana individu dapat menyesuaikan diri nya
Carl Rogers (1961) menyebutkan 3 aspek yang memfasilitasi pertumbuhan personal dalam suatu hubungan: 

1. Keikhlasan kemampuan untuk menyadari perasaan sendiri, atau menyadari kenyataan.
2. Menghormati keterpisahan dari orang lain tanpa kecuali
3. Keinginan yang terus menerus untuk memahami atau berempati terhadap orang lain.



Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan personal :
1.      Faktor biologis atau genetik
Karakteristik anggota tubuh yang berbeda setiap orang, kepribadian, atau warisan biologis yang sangat kental.
2.      Faktor geografis atau lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorangdan nantinya akan menentukan baik atau tidaknya pertumbuhan personal seseorang.
3.       Faktor budaya
Tidak di pungkiri kebudayaan juga berpengaruh penting dalam kepribadian seseorang, tetapi bukan berarti setiap orang dengan kebudayaan yang sama memiliki kepribadian yang sama juga.
Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar. Maka dari faktor-faktor tersebut terdapat beberapa aliran yaitu:
a. Aliran asosiasi
Perubahan terhadap seseorang secara bertahap karena pengaruh dan pengalaman atau empiri (kenyataan) luar, melalui panca indera yang menimbulkan sensasiton (perasaan) maupun pengalaman mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflektion.
b. Psikologi gestalt
Pertumbuhan adalah proses  perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu secara keseluruhan, baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.
c. Aliran sosiologi
Pertumbuhan adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat yang semula asosial     maupun sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan. Pertumbuhan individu sangat penting untuk dijaga dari sejak lahir agar bisa tumbuh menjadi individu yang baik dan berguna untuk sesamanya.

 Kesimpulan

Pertumbuhan diri itu adalah sebuah proses transformasi hidup. Perubahan atau transformasi ini terjadi melalui pembaharuan akal budi dan pikiran manusia. Tujuannya agar manusia memiliki kapabilitas untuk membedakan hal yang benar dan tidak benar, baik dan tidak baik. Transformasi akal budi dan pikiran tersebut dimaksud untuk mendorong perubahan kualitas hidup manusia.


Daftar Pustaka

 Schuler, E. Definition and Conceptualization of Stress in Organizations, Thousand Oaks: Sage,   2002

 Fatimah, N. (2006). Psikologi perkembangan. Bandung : Pusaka Setia.

  Hurlock, E.B. 1980. Adolecent Development. Tokyo: McGraw-Hill, Kogakusha, Ltd

Thursday, May 29, 2014

penyesuain diri



PENYESUAIAN DIRI


Latar belakang



Setiap mahluk di alam semesta ini melakukan apa yang dinamakan Penyesuaian baik berupa penyesuaian terhadap lingkungan maupun penyesuaian terhadap  yang lain individu atau mahluk yang lemah dan tidak dapat menyesuaikan diri akan tersingkir dan hilang atau tak bisa meneruskan eksistensinya menurut teori Evolusi Darwin. Penyesuaian diri atau (Adjusment) merupakan  suatu istilah yang sulit didefinisikan karena memiliki makna yang banyak  dan kriteria dalam menilai penyesuain diri sulit dirumuskan secara jelas. sebagai  antonimnya yaitu ketidakmampuan menyesuaikan diri (maladjustment) memiliki batas yang sama sehingga akan mengaburkan perbedaan diantara keduanya. Dengan demikian, apabila kita mau menghilangkan kekacauan atau salah pengertian mengenai apa itu penyesuaian diri, maka kita harus tahu konsep-konsep dasarnya.

Definisi Penyesuaian Diri
Menurut ilmu psikologi, penyesuaian diri memiliki banyak arti, seperti pemuasan kebutuhan, keterampilan dalam menangani frustasi dan konflik, ketenangan pikiran/jiwa, atau bahkan pembentukan simtom-simtom. Itu berarti belajar bagaimana bergaul dengan baik dengan orang lain dan bagaimana menghadapi tuntutan-tuntutan pekerjaan. Tyson menyebut hal-hal seperti kemampuan untuk beradaptasi, kemampuan berafeksi, kehidupan yang seimbang, kemampuan untuk mengambil keuntungan dari pengalaman, toleransi terhadap frustasi, humor, sikap yang tidak ekstrem, objektivitas, dan lain-lain (Tyson, 1951).


Kita tidak dapat mengatakan bahwa penyesuaian diri itu baik atau buruk. Kita hanya dapat mengatakan bahwa penyesuaian diri adalah cara individual atau khusus organismedalam bereaksi terhadap tuntutan-tuntutan dari dalam atau situasi-situasi dari luar. Untuk beberapa orang mungkin reaksi ini bisa efisien, sehat atau memuaskan. Sementara untuk orang lain reaksi ini melumpuhkan, tidak efektif, atau bahkan patologik.
                Jadi, kita dapat mendefinisikan dengan sederhana, bahwa penyesuaian diri itu adalah suatu proses yang melibatkan respons-respons mental dan tingkah laku yang menyebabkan individu berusaha   menanggulangi kebutuhan-kebutuhan, tegangan
tegangan, frustasi-frustasi, dan konflik-konflik batin serta menyelaraskan tuntutan-tuntutan batin ini dengan tuntutan-tuntutan yang dikenakan kepadanya oleh dunia dimana ia hidup. Dalam arti ini, kebanyakan respons cocok dengan konsep penyesuaian diri.

1.      Konsep Penyesuaian Diri yang baik

Penyesuaian dapat diartikan  sebagai adaptasi atau mempertahankan eksistensinya dengan kata lain bertahan dan memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan sosial. Penyesuaian dapat juga diartikan sebagai konformitas, yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip. Penyesuaian sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk membuat rencana dan mengorganisasi respons-respons sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan, dan frustrasi-frustrasi secara efisien.
Ada dua macam orang yaitu mereka  yang sehat adalah  dapat menyesuaikan diri dengan baik, memiliki respons-respons yang matang, efisien, memuaskan, menerima dan bereaksi sehat terhadap lingkungan dan sehat jasmani rohani. Sebaliknya, orang yang neurotic adalah orang yang sangat tidak efisien, gelisah, tidak matang emosional dan tidak pernah menangani tugas-tugas secara lengkap.
konsep penyesuaian yang sehat adalah mereka  yang berespon baik  yakni yakni cocok dengan kodrat manusia, dalam hubungannya dengan orang lain, lingkungan  dan dengan tanggung jawabnya. Mereka yang sehat  memiliki ciri khas dalam penyesuaian diri yang baik walau mereka terkadang memiliki kekurangan atau kelemahan, orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik dapat bereaksi secara efektif terhadap situasi-situasi yang berbeda, dapat memecahkan konflik-konflik, frustasi-frustasi dan masalah-masalah tanpa menggunakan tingkah laku yang simtomatik. Karena itu, ia relatif bebas dari simtom-simtom, seperti kecemasan kronis, obsesi, atau gangguan-gangguan psikofisiologis (psikosomatik). Individu sehat dalam penyesuaian diri memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup, Penyesuaian sebagai penguasaan dan kematangan emosional. Kematangan emosional maksudnya ialah secara positif memiliki respons emosional yang tepat pada setiap situasi. Disimpulkan bahwa penyesuaian adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan pada lingkungannya.

2.      Proses Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. Seperti kita ketahui bahwa penyesuaian yang sempurna tidak pernah tercapai. Penyesuaian yang terjadi jika manusia/individu selalu dalam keadaan seimbang antara dirnya dengan lingkungannya dimana tidak ada lagi kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan dimana semua fungsi organisme/individu berjalan normal. Sekali lagi, bahwa penyesuaian yang sempurna itu tidak pernah dapat dicapai. Karena itu penyesuaian diri lebih bersifat sutau proses sepanjang hayat (lifelong process), dan tantangan hidup guna mencapai pribadi yang sehat.
Respons penyesuaian, baik atau buruk, secara sederhana dapat dipandang sebagai sutau upaya individu untuk mereduksi atau menjauhi ketegangan dan untuk memelihara kondisi-kondisi keseimbangan sutau proses kearah hubungan yang harmonis antara tuntutan internal dan tuntutan eksternal. Dalam proses penyesuaian diri dapat saja muncul konflik, tekanan, dan frustasi dan individu didorong meneliti berbagai kemungkinan perilaku untuk membebaskan diri dari tegangan. Individu dikatakan berhasil dalam melakukan penyesuaian diri apabila ia dapat memenuhi kebutuhannya dengan cara-cara yang wajar atau apabila dapat diterima oleh lingkungan tanpa merugikan atau mengganggu lingkungannya.


Karakteristik Penyesuaian 

      Penyesuaian diri yang positif

  Ciri-ciri penyesuaian diri yang positif
·         Tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional,
§  Tidak menunjukkan adanya mekanisme-mekanisme psikologis,
§  Tidak menunjukkan adanya frustasi pribadi,
§  Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri,
§  Mampu dalam belajar,
§  Menghargai pengalaman,
§  Bersikap realistik dan objektif.
Bentuk-bentuk  penyesuaian diri yang positif
  • Penyesuaian dengan menghadapi masalah secara langsung,
  • Penyesuaian dengan melakukan eksplorasi (penjelajahan),
  • Penyesuaian dengan trial and error atau coba-coba,
  • Penyesuaian dengan substansi (mencari pengganti),
  • Penyesuaian diri dengan menggali kemampuan diri,
  • Penyesuaian dengan belajar,
  • Penyesuaian dengan inhibis dan pengendalian diri,
  • Penyesuaian dengan perencanaan yang cermat.

b.   Penyesuaian Diri yang Salah
Bentuk-bentuk reaksi penyesuaain diri yang salah menurut Melannie klein adalah moving forward, moving against and moving away.
  1. Reaksi Bertahan
Individu berusaha untuk mempertahankan dirinya, seolah-olah tidak menghadapi kegagalan, ia selalu berusaha untuk menunjukkan bahwa dirinya tidak mengalami kegagalan. Bentuk khusus reaksi ini antara lain:
  • Rasionalisasi,
  • Represi,
  • Proyeksi,
  1. Reaksi menyerang
Reaksi-reaksinya tampak dalam tingkah laku:
  • Selalu membenarkan diri sendiri,
  • Mau berkuasa dalam setiap situasi,
  • Bersikap senang mengganggu orang lain,
  • Menggertak baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan,
  • Menunjukkan sikap permusuhan secara terbuka,
  • Menunjukkan sikap menyerang dan merusak,
  • Keras kepala dalam perbuatannya,
  • Bersikap balas dendam,
  • Memperkosa hak orang lain,
  • Tindakan yang serampangan,
  • Marah secara sadis.

  1. Reaksi Melarikan Diri
Reaksi ini orang yang mempunyai penyesuaian diri yang salah akan melarikan diri dari situasi yang menimbulkan kegagalan, reaksinya tampak dalam tingkah laku sebagai berikut : berfantasi yaitu memuaskan keinginan yang tidak tercapai dalam bentuk angan-angan (seolah-olah sudah tercapai), banyak tidur, minum-minuman keras, bunuh diri, menjadi pecandu ganja, narkotika dan regresi, yaitu kembali kepada tingkah laku yang semodel dengan tingkat perkembangan yang lebih awal (misal orang dewasa yang bersikap dan berwatak seperti anak kecil).



Faktor faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri

Banyak faktor yang mempengaruhi individu melakukan penyesuaian yaitu seperti kondisi fisik, perkembangan kematangan seperti kematangan emosional dan intelektual, pengaruh psikologis terutama pengalaman dan belajar, keondisi lingkungan, pertemanan, penentu kultural dan agama.


a.  faktor biologis
Karakteristik anggota tubuh yang berbeda setiap orang, kepribadian, atau warisan biologis yang sangat kental. Kondisi jasmaniah seperti pembawa dan strukrur / konstitusi fisik dan temperamen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembanganya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa terdapat kolerasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe tempramen (Surya, 1977). Misalnya orang yang tergolong ekstomorf yaitu yang ototnya lemah, tubuhnya rapuh, ditandai dengan sifat-sifat menahan diri, segan dalam aktivitas sosial, dan pemilu.
 Faktor biologis seperti ganguan terhadap sisitem saraf dapat membuat ganguan mental yang berdampak padakepribadian dan cara penyesuaian diri individu-individu tersebut, selain itu masalah penyakit  jasmani berhubungan dengan kualitas penyesuaian diri yang baik baik hanya dapat diperoleh dan dipelihara dalam kondisi kesehatan jasmaniah yang baik pula. Ini berarti bahwa gangguan penyakit jasmaniah yang diderita oleh seseorang akan mengganggu proses penyesuaian dirinya.
Faktor perkembangan
Tahap tahap perkembangaan berpengaruh terhadap proses penyesuaian diri individu sesuai dengan hukum perkembangan, tingkat kematangan berbeda antara individu yang satu dengan lainnya, sehingga pencapaian pola-pola penyesuaian diri pun berbeda pula secara individual. Dengan kata lain, pola penyesuaian diri akan bervariasi susuai dengan tingkat perkembangan dan kematangan yang dicapainya dalam fase tertentu salah satu aspek mungkin lebih penting dari aspek lainnya. Misalnya pertumbuhan moral lebih penting dari pada kematangan sosial, dan kematangan emosional merupakan yang terpenting dalam penyesuaian diri.
b. Faktor Psikologis 
Pengalaman
Tidak semua pengalaman mempunyai arti bagi penyesuaian diri. Pengalaman-pengalaman tertentu yang memiliki arti dalam penyesuaian diri adalah pengalaman menyenangkan dan pengalaman traumatik (menyusahkan). Pengalaman yang menyenangkan misalnya mendapatkan hadiah dalam satu kegiatan, cenderung akan menimbulkan proses penyesuaian diri yang baik, dan sebaliknya pengalaman traumatik akan menimbulkan penyesuaian yang kurang baik atau mungkin salah suai.

Determinasi Diri
Determinasi ini mempunyai peranan penting dalam proses penyesuaian diri karena mempunyai peranan dalam pengendalian arah dan pola penyesuaian diri. Keberhasilan atau kegagalan penyesuaian diri akan banyak ditentukan oleh kemampuan individu dalam mengarahkan dan mengendalikan dirinya. Meskipun sebetulnya situasi dan kondisi tidak menguntungkan bagi penyesuaian dirinya.

Konflik dan penyesuaian
Tanpa memperhatikan tipe-tipe konflik, mekanisme konflik secara esensial sama yaitu pertentangan antara motif-motif. Efek konflik pada prilaku akan bergantung sebagian ada sifat konflik itu sendiri. Ada beberapa pandangan bahwa bahwa semua konflik bersifat menggangu atau merugikan. Namun dalam kenyataan ada juga seseorang yang mempunyai banyak konflik tanpa hasil-hasil yang merusak atau merugikan. Sebenarnya ada beberapa konflik dapat bermanfaat memotivasi seseorang untuk meningkatkan kegiatan. Cara seseorang mengatasi konfliknya dengan meningkatkan usaha kearah pencapaian tujuan yang menguntungkan secara sosial. Atau mungkin sebalikuya ia memecahkan konflik dengan melarikan diri, khususnya ke dalam gejala-gejala neurotis

Faktor Lingkungan
Pengaruh rumah dan keluarga
Faktor rumah dan keluarga merupakan faktor yang sangat penting. Istilahnya adalah rumah itu adalah tempat belajar peratama tama untuk ke dunia luar. Kerena keluarga merupakan satuan kelompok sosial terkecil. Interaksi sosial yang pertama diperoleh individu adalah dalam keluarga. Kemampuan interaksi sosial ini kemudian akan dikembangkan di masyarakat
Hubungan orang tua dan anak
·         Masyarak Beberapa pola hubungan yang dapat dipengaruhi penyesuai diri antara lain :
·         Menerima (acceptance),
·         Menghukum dan disiplin yang berlebihan,
·         Memanjakan dan melindungi anak secara berlebihan.
·         Penolakan.
·         Hubungan saudara


Masyarakyat
            Bagaimana seorang individu menyesuaikan dirinya dengan masyarakyat dan menerima nilai-nilai dan kebiasaan dalam bermasyarakyat dan pergaulan dalam bermasyarakyat.

Sekolah
Sekolah mempunyai peranan sebagai media untuk mempengaruhi kehidupan intelektual, sosial, dan moral para siswa. Suasana disekolah baik sosial maupun psikologis menentukan proses dan pola penyesuaian diri. Disamping itu, hasil pendidikan yang diterima anak disekolah  merupakan bekal bagi proses penyesuaian diri di masyarakat serta pengaruh teman dan guru disekolah.

Faktor budaya
Tidak di pungkiri kebudayaan juga berpengaruh penting dalam kepribadian seseorang, tetapi bukan berarti setiap orang dengan kebudayaan yang sama memiliki kepribadian yang sama juga.
Selain itu, ada satu hal yang tidak kalah penting berkaitan dengan penyesuaian diri dan pertumbuhan personal adalah komunikasi. Dengan kemampuan komunikasi yang baik maka penyesuaian diri dan pertumbuhan personal seseorang juga akan berjalan baik.
Kultur dan Agama sebagai Penentu Penyesuaian Diri
Proses penyesuaian diri anak mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara bertahap dipengaruhi oleh faktor-faktor kultur dan agama. Lingkungan kultur dimana individu berada dan berinteraksi akan menetukan pola-pola penyesuaian dirinya. Contohnya tata cara kehidupan disekolah, dimesjid, gereja, dan semacamnya akan mempengaruhi bagaimana anak menempatkan diri dan bergaul dengan masyarakat sekitarnya.
Agama memberikan suasana psikologis tentu dalam mengurangi konflik, frustasi dan ketegangan lainya. Agama juga memberikan suasana damai dan tenang bagi anak. Agama merupakan sumber nilai, kepercayaan dan pola-pola tingkah laku yang akan memberikan tuntunan bagi arti, tujuan dan kesetabilanhidup umat manusia.

Kesimpulan:
Kematangan emosional merupakan secara positif memiliki respons emosional yang tepat pada setiap situasi.
Penyesuaian diri (adjustment) merupakan suatu istilah yang sangat sulit didefinisikan karena (1) penyesuaian diri mengandung banyak arti, (2) criteria untuk menilai penyesuaian diri tidak dapat dirumuskan secara jelas, dan (3) penyesuaian diri (adjustment) dan lawannya ketidakmampuan menyesuaikan diri (maladjustment) memiliki batas yang sama sehingga akan mengaburkan perbedaan diantara keduanya. Sedangkan,  pertumbuhan kepribadian ditingkatkan oleh banyaknya minat  terhadap pekerjaan dan kegemaran.