Tuesday, January 20, 2015

Stress dan Konflik dalam Manajemen



Stress Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikirdalam kondisi psikologis seseorang. Stress juga merupakan reaksi dari tubuh (respon) terhadap lingkungan yang dapat memproteksi diri kita dan bagian dari sistem pertahahan yang membuat kita tetap hidup.

Jenis-Jenis Stress
  • Eustress adalah stres dalam bentuk positif. Ini adalah stres yang baik yang dapat merangsang seseorang untuk melakukan berbagai hal dengan lebih baik. Seseorang dapat merasakan situasi tertentu, seperti pekerjaan baru, atau bertemu dengan idolanya. Jenis stres ini disebut sebagai eustress, dan secara fisik dan psikologis tidak berbahaya. Sebaliknya, stres jenis ini dapat memiliki efek positif pada kesehatan dan kinerja individu, setidaknya dalam jangka pendek.
  • Distress, atau apa yang biasa kita sebut sebagai stress, adalah jenis stress yang memiliki efek negatif pada kesehatan fisik dan emosional. Distress sering menghasilkan emosi yang intens, seperti kemarahan, rasa takut, dan kecemasan atau panik. Terkadang, tekanan juga dapat terwujud dalam gejala fisik, seperti palpitasi, sesak napas, dan peningkatan tekanan darah.

Ada tiga kelompok utama pemicu stres (biasa disebut stressor) di tempat kerja.
  1. Faktor Pribadi seperti keluarga ekonomi rumahtangga, dan karakteristik kepribadian
  2. Faktor organisasi, seperti: pekerjaan, peran, dan dinamika hubungan atau interaksi antar karyawan. 
  3. Faktor lingkungan seperti: ekonomi, politik, dan teknologi situasi dan kondisi politik, krisis ekonomi negara yang berkepanjangan, serta perkembangan teknologi yang mengancam kelangsungan kerja.
  4.  
Jenis Konflik yaitu : 
  • Konflik fungsional adalah konflik yang bersifat konstruktif dan membantu dalam meningkatkan kinerja organisasi. Konflik ini mendorong orang untuk bekerja lebih keras, bekerja sama dan lebih kreatif.
  • Konflik disfungsional adalah konflik yang bersifat destruktif dan dapat menurunkan kinerja organisasi. misalnya: dua orang karyawan tidak bisa bekerjasama karena permusuhan pribadi; anggota komite yang tidak dapat menyetujui tujuan yang ditetapkan organisasi. Terlalu banyak maupun terlalu sedikit konflik akan bersifat disfungsional sedangkan konflik pada tingkat moderat akan bersifat fungsional.

Faktor Pemicu terjadinya Stress

  1. Emosi tidak stabil
  2. Kesehatan fisik 
  3. Frustasi 
  4. Beban kerja yang berlebihan 
  5. Kualitas supervisi yang jelek 
  6. Iklim politis yang tidak aman 
  7. Wewenang yang tidak mencukupi untuk melaksanakan tanggung jawab
Teknik-Teknik untuk Mengatasi Stress
  • Menghindar merupakan menghindari konfik dapat dilakukan jika isu atau masalah yg memicu konflik tidak terlalu pentin atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang ditimbulkannya.
  • Mengakomodasi merupakan memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur stratei pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain.
  • Kompetisi biasanya megunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda.
  • Kompromi atau Negosiasi Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima, mserta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.
  • Memecahkan masalah pemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama.



Sumber
https://andrie07.wordpress.com/2009/11/25/faktor-penyebab-konflik-dan-strategi-penyelesaian-konflik/
Sweeney, Paul D. & McFarlin, Dean B. (2002). Organizational Behavior: solution for management. International Edition. McGraw Hill Inc.